Sepulang dari Ibadah Umroh, Keluarga Besar Mimy Ch Santuni Anak Yatim dan Dhuafa Sebanyak 120 Orang
TANGERANG, --Mitrapubliknews.com, -- Sepulang dari melaksanakan ibadah umroh di tanah suci Makkah, keluarga besar Mimy Chaitamy atau yang lebih dikenal dengan nama pena Mimy Ch, kembali mengadakan santunan anak yatim dan dhuafa di kediamannya, di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Minggu (31/3/2024).
Mimy Ch yang dikenal sebagai penulis novel Pendekar Cisadane ini mengatakan, santunan yang diberikan kepada 120 orang anak yatim dan dhuafa itu, merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan.
Penerima santunan tersebut, kata Mimy, masing-masing mendapatkan 5 kg beras, uang sebesar 50 ribu rupiah, dan satu boks makanan ringan.
Lebih lanjut ayah empat orang anak yang telah menulis lebih dari dua puluh judul buku ini menjelaskan, kegiatan santunan anak yatim dan dhuafa yang sudah berlangsung selama dua tahun ini, merupakan donasi dan inisiatif dari keempat orang anaknya.
Mereka, kata Mimy, menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk disedekahkan kepada anak yatim dan dhuafa setiap bulan.
Terkait hal itu, penulis buku biografi mantan Bupati Tangerang Ismet Iskandar yang juga dikenal sebagai wartawan senior itu pun bercerita :
"Dahulu kala, di negeri Mesir, hiduplah seorang saudagar yang sangat kaya namun sangat kikir alias bakhil. Saudagar kaya itu enggan bersedekah lantaran takut miskin dan takut hartanya berkurang," tutur Mimy, mengawali ceritanya.
Menyikapi hal itu, lanjut Mimy, seorang ulama besar ahli hadits dari mazhab Syafi'i, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan, seseorang yang takut miskin maka ia akan menjadi miskin.
Ibnu Hajar menegaskan, bagaimana mungkin seseorang itu takut miskin, sedangkan tuhannya, Allah azza wa jalla yang selama ini memberinya rezeki adalah dzat yang maha kaya.
Selanjutnya, kata Mimy, ulama besar kelahiran Mesir tahun 1372 dan wafat tahun 1449 itu pun menegaskan, andai saja seseorang itu mengetahui bahwa sesungguhnya sedekah itu dapat menyelamatkan seseorang dari kemiskinan, tentu ia tidak akan berbuat bakhil. Kecuali hatinya benar-benar sudah mati.
Lantas apa yang terjadi? Ternyata, apa yang dikatakan Ibnu Hajar Al-Asqalani benar-benar menjadi kenyataan. Tak lama kemudian, saudagar kaya yang enggan bersedekah itu pun jatuh miskin karena kebakhilannya.
Dari kisah tersebut, kata Mimy, dapat kita petik hikmah yang terkandung di dalamnya. Bahwa, sifat bakhil itu tidak akan menyelamatkan kita dari kemiskinan. Bahkan sebaliknya, akan membawa kita pada kesengsaraan.
Karena itulah, kata Mimy, dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Baginda Rasulullah SAW memperingatkan:
"Janganlah kalian berbuat bakhil (kikir), karena hal itu akan menyebabkan disempitkannya rezekimu."
Itulah sebabnya, Mimy selalu mengingatkan keluarganya agar menjauhi diri dari sifat bakhil. Ia juga meminta kepada semua anak dan menantunya agar rajin bersedekah dan saling berbagi kepada sesama.
Karena menurutnya, setiap harta yang kita miliki ada hak orang lain yang harus kita berikan, baik yang diminta maupun yang tidak diminta. (*/Eben)